Formulasi Gel Antijerawat Dengan 1,5-Bis(3’-Etoksi-4’-Hidroksifenil)-1,4-Pentadien-3-On (EHP) Sebagai Bahan Antibakteri

  • Esti Mulatsari Universitas Pancasila
  • Esti Mumpuni
  • Agus Purwanggana
  • Siti Marsha Dyah Kusumaningtyas
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.35814/jifi.v19i2.1085

Abstrak

Jerawat merupakan penyakit kulit yang menyebabkan papula folikuler non-inflamasi, nodul, pustule dan radang papula. Di pasaran terdapat berbagai sediaan antijerawat oral maupun topikal. Gel merupakan sediaan topikal yang mempunyai daya absorpsi yang lebih baik daripada krim. Gel anti jerawat diformulasi dengan senyawa aktif antibakteri. Senyawa 1,5-bis(3’-etoksi-4’-hidroksifenil) 1,4-pentadien-3-on (EHP) adalah salah satu senyawa analog kurkumin yang telah berhasil disintesis oleh Mumpuni dkk, 2010. EHP berpotensi menghambat pertumbuhan mikroba patogen seperti Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Salmonella tyhpi, serta memiliki aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan membuat formula gel antijerawat dengan bahan aktif EHP sebagai agent antimikroba. Formula diuji stabilitas fisika dan kimia meliputi organoleptik, daya sebar, homogenitas, viskositas, sifat alir, aktivitas mikrobiologi serta kemampuan iritasi kulit. EHP diformulasikan dalam sediaan gel dalam berbagai konsentrasi.Uji stabilitas sediaan gel dilakukan pada suhu 40 °C; RH ± 75% selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan EHP dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang memenuhi persyaratan mutu fisika dan kimia. Sediaan gel dengan bahan aktif EHP 0.1%; tretionin 0,01%; carbopol 940 1,0%; trietanolamin 1,0%; propilenglikol 15%; etanol (96%) 10%; dapat menghambat bakteri Propionibacterium acnes dengan nilai diameter daerah hambat sebesar 19,6 mm, uji iritasi terhadap kulit kelinci tidak menimbulkan iritasi, dengan demikian sediaan gel dengan bahan aktif EHP layak dikembangkan sebagai produk gel antijerawat.

Referensi

1. David SP. Anatomi fisiologi kulit dan penyembuhan luka. Surabaya: Universitas Airlangga; 2007. h 1-8.

2. Diah SS, Darusman LK, Triwahyuni W. Efektivitas krim anti jerawat kayu secang Caesalpinia sappan
terhadap Propionibacterium acnes pada kulit kelinci. 2013; 11(2): 175–81.

3. Dhillon KS, Varshney KR. Study of microbiological spectrum in Acne vulgaris: an in vitro study. Scholars
Journal of Applied Medical Science. 2013 ; 1 (6): 724-727.

4. Lindsay J. Staphylococcus: molecular genetics, Inggris: Caister Aca Pr; 2008 ; h 165-173.

5. Atmaja, WSM. Penuntun ilmu kosmetik medik. 1997; Jakarta: UI Press.

6. Ansel, H.C. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Edisi keempat. Jakarta. UI Press. 2005 ; h: 217-218.

7. Wyatt EL, Sutter SH, Drake LA. Dermatological pharmacology, Hardman, JG, Limbird IE, Goodman
and Gillman’s the pharmacological basis of therapeutic, 10th ed., 2001 ;1795-814, McGraw Hill, New York.

8. Abbasi MA, Kusar A, Rehman A, Saleem H, Jahangir SM, Zahra S. Preparation of new formulation of
antiacne cream and their effi cacy. African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 2010 ; Vol.4(6); 298-303.
ISSN 1996-0816.

9. Purwati V. Uji Aktivitas Antibakteri Penyebab Jerawat Dari Daun Dewa. Padang: Fakultas Farmasi
Universitas Andalas. 2010 ; h. 92-93.

10. 10. Kumesan YAN, Yamlean PVY, Supriati HS, Studi P, Unsrat F. Formulasi dan uji aktivitas gel antijerawat
ekstrak umbi bakung (Crinum asiaticum L .) terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. 2013;
2(2):18–27.

11. Sari, R., Nurbaeti, S.N., Pratiwi, L., Optimasi kombinasi karbopol 940 dan HPMC terhadap sifat fi sik
gel ekstrak dan fraksi metanol daun kesum (Polygonum minus Huds.) dengan metode simplex lattice design.
Pharmaceutical Sciences and Research. 2016 ; 3(2), 72-79.

12. Mumpuni E, Indriana P, Sulastri E, Rusnawan E. Sintesis dan uji antioksidan senyawa 1,5-bis(3’etoksi-
4’-hidroksifenil)-1,4-pentadien-3-on (EHP). JIFI.; 2010 ; 8(2):93-102.

13. Mumpuni E. Sintesis organik gelombang mikro senyawa 1,5-Bis(3’-Etoksi-4’-Hidroksifenil)-1,4-
Pentadien-3-on (EHP) dan Uji In Silico Inhibisi COX-2 serta uji aktifitas farmakologi. 2016; (April): 4–5.

14. Mumpuni E, Agus N, Andarini M, Sudarmanto A. The molecular docking of 1,5-diphenil-1,4-pentadien-3-on
derivates as the inhibitor of COX-2 enzyme. Dalam: Henk Timmerman International Seminar & Awards
(HTSIA) on Structure Based Drug Design. Yogyakarta; Oktober 7th, .2009.

15. Koriyanti U. Reproduksi 1,5-bis (3’etoksi-4’ hidroksifenil)-1,4 pent adien-3-on (EHP) dan
Potensinya Sebagai Antibakteri.(skripsi). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. 2016.

16. Purwanggana A, Mumpuni E, Mulatsari E. In vitro and in silico antibacterial activity of 1.5-bis (3’-ethoxy-
4’-hydroxyphenyl)-1-4-pentadiene-3-one. Int J Phar
Pharm Sci. 2018 ; 10(5).

17. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Pedoman uji toksisitas non klinik secara in vivo.
Diterbitkan
2021-10-31
##submission.howToCite##
MULATSARI, Esti et al. Formulasi Gel Antijerawat Dengan 1,5-Bis(3’-Etoksi-4’-Hidroksifenil)-1,4-Pentadien-3-On (EHP) Sebagai Bahan Antibakteri. JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, [S.l.], v. 19, n. 2, p. 216-225, oct. 2021. ISSN 2614-6495. Tersedia pada: <http://jifi.farmasi.univpancasila.ac.id/index.php/jifi/article/view/1085>. Tanggal Akses: 04 sep. 2025 doi: https://doi.org/10.35814/jifi.v19i2.1085.
Bagian
Articles