Analisis Dampak Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Dalam Meningkatkan Outcome Klinis Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Jakarta, Indonesia

  • Reise Manninda Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
  • Yusi Anggriani Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
  • Astrid Kartika Sari Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.35814/jifi.v19i2.1107

Abstrak

Prolanis adalah Program Manajemen Penyakit Kronis di bawah Jaminan Kesehatan Nasional Indonesia untuk mempromosikan dan mencegah penyakit kronis. Kegiatan utama program Prolanis adalah pengendalian dan konseling penyakit, pendidikan terjadwal, olahraga terjadwal, pengingat jadwal pasien, dan kunjungan rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak prolanis terhadap hasil klinis pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 (DM). Penelitian secara observasional dan retrospektif. Data rekam medis diperoleh dari selama periode tahun 2015. Sebanyak 426 pasien dari lima Puskesmas di Jakarta dipilih secara  random sampling dan dibagi menjadi kelompok prolanis dan non-prolanis. Indikatornya adalah perbedaan hasil klinis antara pasien prolanis dan non-prolanis dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney; korelasi kepatuhan dengan hasil klinis dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien prolanis memiliki peningkatan yang signifikan dalam Glukosa Darah Puasa (FBG) dibandingkan dengan pasien non-prolanis (P <0,05). Kepatuhan pasien prolanis menunjukkan peningkatan yang signifikan pada FBG (124 pasien-58,2%). Pasien dengan ketidakpatuhan memiliki peningkatan FBG yang lebih rendah, peningkatan diamati hanya pada 16 pasien (7,5%) dan 60 pasien (28,17%) adalah FBG yang memburuk. Prolanis adalah program yang efektif untuk meningkatkan hasil klinis pasien DM.

Referensi

1. Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan. Guideline Practice of Prolanis (Chronic Disease Management
Program). Jakarta: Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan; 2014. h. 5–15.

2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Consensus on the Management and Prevention of Type
2 Diabetes Mellitus in Indonesia. Jakarta: PB Perkeni; 2011. h. 1, 4, 6-7, 20-21, 23, 26, 28, 47-48.

3. Dinaryanti P, Fudholi A, Andayani TM. Cost Analysis and Effectiveness of Therapy for Outpatient Type 2
Diabetes Mellitus Patients in Sleman Yogyakarta Hospital. Yogyakarta: Jurnal Manajemen dan Pelayanan
Farmasi. 2012;2(1).

4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Basic Health Research. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2013. h. 89.

5. Asti, T. Patient Compliance: Important Factors in Succesful Therapy. Info POM. 2006;7(5).

6. Shaqina I. The Relation of Participation in the National Health Insurance Program (JKN) with Medical Compliance with Patients with Type 2 Diabetes Mellitus at Simpur Bandar Lampung Health Center. Lampung:
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; 2016.

7. World Health Organization. Adherence to Long-Term Therapies: Evidence for Action. Geneva: Switzerland;
2003. h. 5, 72, 75-76.

8. Delamater, Alan. Improving Patient Adherence. American Diabetes Association. 2006;24(72).

9. Notoatmodjo, S. Public Health Sciences: Basic Principles. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.

10. Anggriani Y, Restinia M, Kusumaeni T, Meryta A. Treatment Profi le of Type 2 Diabetes Mellitus Outpatients
After National Health Insurance Implementation. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2015; 13 (ISSN
1693-1831):2.

11. Muflikhatin, S. K. & Fakhrudin. Relationship Between Age, Hereditary History And Diet With Type 2
Diabetes Mellitus In The Flamboyant Room Hospital Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. e-jurnal STIKES
Muhammadiyah Samarinda 3. 2015; 1–14

12. Trisnawati KS, Setyorogo S. Risk Factors for the Occurrence of Type II Diabetes Mellitus in the Cengkareng
West Jakarta District Health Center in 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2013;5(1):6-11.

13. Hannan, M. Analysis of Factors Aff ecting Compliance with Medication in Diabetes Mellitus Patients in Bluto
Sumenep Health Center. J. Kesehat. Wiraraja Med. 2013; 47–55.

14. Subagiyo, R. A. Relationship between the Level of Compliance with Medication and Blood Glucose Levels
in Diabetes Mellitus Patients at Anisah Demak Clinic. 2018; 508–514.

15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pharmaceutical Care For Diabetes Mellitus. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; 2006.

16. Putri NH, Isfandiari MA. Relationship of the Four Pillars of Control of Type 2 DM with Average Blood Sugar Levels. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2013;1(2).

17. Donald E Morisky, A. A. M. K.-W. and H. J. W. Predictive Validity of A Medication Adherence Measure
in an Outpatient Setting. J. Clin. Hypertens. 10. 2008; 348–354.

18. Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan. Guideline Practice of Prolanis (Chronic Disease Management
Program). Jakarta: Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan. 2014; 5–15.
Diterbitkan
2021-10-31
##submission.howToCite##
MANNINDA, Reise; ANGGRIANI, Yusi; SARI, Astrid Kartika. Analisis Dampak Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Dalam Meningkatkan Outcome Klinis Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Jakarta, Indonesia. JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, [S.l.], v. 19, n. 2, p. 237-241, oct. 2021. ISSN 2614-6495. Tersedia pada: <http://jifi.farmasi.univpancasila.ac.id/index.php/jifi/article/view/1107>. Tanggal Akses: 09 oct. 2025 doi: https://doi.org/10.35814/jifi.v19i2.1107.
Bagian
Articles